Tuesday, December 13, 2011

RIM di Indonesia

Membaca tulisan Bang Winner yang menanggapi artikel inilah.com, saya menangkap beberapa poin yaitu:
  • Keunggulan BBM servis dari RIM memiliki enkripsi sehingga menjaga kerahasiaan infomasi yang disalurkan.
  • Sustainability investasi RIM di Indonesia.
Kemudian, alasan pemerintah yang di anggap Bang Winner tidak masuk akal:
  • Penyelidikan terorisme tidak perlu menyentuh infrastruktur RIM karena Polri memiliki satuan khusus IT.
  • Lokasi server di Indonesia tidak akan memudahkan lalu lintas data karena infrastruktur tidak mendukung.
  • Saat ini apps ala Indonesia sudah tersedia di Blackberry App World sehingga kondisi saat ini sudah memadai.


Pendapat saya dibawah ini lebih ke pertimbangan teknis (aye bukan politikus atau aktivis :p).

Enkripsi: Jika informasi yang ingin disalurkan memang benar-benar penting, BBM adalah pilihan yang sembrono informasi tersebut, dan jika itu saya, saya tidak juga akan mempercayakan data saya ke perusahaan RIM. Ada banyak cara bisa digunakan untuk untuk menjaga kerahasiaan data, misal mempergunakan PGP, VPN, TOR, dan lain sebagainya; yang benar benar fokus produknya ke keamanan data.

Sustainability: Ini Indonesia, sudah banyak perusahaan yang sudah berinvestasi jutaan dolar disini. RIM adalah perusahaan berbasis komunikasi, dan sudah lumrah perusahaan komunikasi asing untuk beroperasi di Indonesia. Keyword: Axiata, QTel, Singtel, tata, etc.

Terorisme: Logika simpel saya, yang namanya penyelidikan ya harus menyeluruh. Keyakinan saya, ada fungsi preventif disana, sehingga semua akses perlu di berikan untuk sustainability Indonesia sendiri.

Lokasi server: Disini Bang Winner salah. Semakin dekat lokasi server artinya semakin mengurangin jumlah nodes yang pada akhirnya mengurangi kemungkinan single point of failure. Analoginya, semakin pendek jalan yang harus ditemput (misal di Indonesia), semakin sedikit pula resiko kegagalan di tengah jalan dibanding jarak jauh (misal di Kanada). Infrasktur Indonesia sudah siap koq, selama ini sudah kita pakai untuk mengakses twitter, facebook atau untuk menelpon kan?
Lagi pula tidak masuk akal jika jarak yang harus di tempuh untuk mengirim pesan "Selamat siang, saya tunggu dibawah" dari lobby perkantoran ke rekannya di lantai 22, harus mengambil rute melewati Kanada atau Singapore terlebih dahulu.

Konten lokal dan dukungan developer: Jika jarak tempuh suatu sistem menjadi pendek, otomatis akses pengguna akan lebih cepat (you got to believe me on this ;)). Konten lokal (misal berbasis web) akan terasa lokal berdasarkan jarak tempuh yang pendek, dibanding saat ini rute yang harus ditempuh jakarta-kanada-jakarta untuk suatu konten lokal.
Perbandingan sederhana dibawah:
- rute dari handset BB di jakarta ke server www.berniaga.com (Jakarta-Kanada jauh): Jakarta - Kanada - Jakarta
- rute dari handset BB di jakarta ke server www.ebay.com (Kanada-US dekat): Jakarta - Kanada - US

Analisa ngasal saya diatas banyak kelemahan, mohon ampun jika ada salah :D.

Tuesday, June 1, 2010

Indonesian on Facebook

I stumbled upon this article saying that Bahasa Indonesia is the top asian language on Facebook. Some thoughts comes into mind:
  • Last-mile connection type: Even though the last-mile internet connection in the country is getting better (fixed line), but it still way behind its neighboring countries like Singapore or Malaysia. Could it be the majority of these Facebook user connects to Facebook using mobile device (eg.blackberry)?
  • Internet penetration rate: Last time i heard (2-3 years ago), the country internet penetration rate way lower that Singapore and Malaysia. But Indonesia population is very huge. So we can easily say Indonesia has more absolute number of internet users, compare the other two countries.
  • International bandwidth price: International bandwidth are very expensive for Indonesian, that's why access to website abroad sometimes slow for Indonesian. I wonder how Facebook maintain an acceptable speed for its Indonesian user? I know some technology available such us CDN (Content Delivery Network, eg. akamai), but still it will consume connection to their servers outside the country I'm sure.
  • Language: Bahasa Indonesia is the national language of the country, and used far more often than other language in the country. Unlike Singapore or Malaysia where the common language split into english, tamil/hindi/telugu, mandarin/hakka & bahasa melayu.
Perhaps other factors also affecting the statistic. We'll see how it goes.

Saturday, May 22, 2010

RIM di Indonesia

Membaca tulisan Bang Winner yang menanggapi artikel inilah.com , saya menangkap beberapa poin yaitu: Keunggulan BBM servis dari RIM memil...